Kisah Matilda, Anak Jenius

Oleh: Riyanto
Judul Buku: Matilda
Pengarang: Roald Dahl
Penerjemah: Agus Setiadi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Cetakan Pertama:1991 Tebal:261 halaman

Buku ini bercerita tentang Matilda, anak jenius yang tidak pernah mendapat perhatian orang tuanya. Bahkan orang tuanya tidak pernah tahu kalau anaknya yang belum genap berusia lima tahun itu sudah melalap buku-buku karya penulis terkenal seperti Charles Dickens, Ernest Hemingway, dan Rudyard Kpling. Ketidakbecusan orang tuanya sampai menyebabkan Matilda terlambat masuk sekolah.

Ayah Matilda seorang pedagang mobil bekas yang sukses, tapi penuh tipu muslihat. Ibunya seorang pemalas yang tidak pernah bercita-cita menjadikan anaknya pandai dan sukses dalam sekolah. Bahkan hari-harinya dihabiskan untuk berjudi main Bingo. Sedangkan acara keluarga dihabiskan dengan menonton acara TV. Michael, abang Matilda dicita-citakan ayahnya untuk dapat meneruskan bisnisnya, sedangkan Matilda tidak pernah ada dalam agenda, bahkan dianggapnya sebagai kutu yang selalu menjijikkan. Matilda selalu dipojokkan, sebagai anak perempuan ingusan yang tidak tahu apa-apa dan tidak perlu tahu lebih banyak.

Matilda menerima perlakuan orang tuanya dengan sabar tapi penuh perasaan marah yang menggelegak. Matilda mencoba mengakumulasikan antara kenyataan dan pengetahuan dari hasil bacaannya. Cakrawala baru diperolehnya dari semboyan Napoleon, sikap paling baik adalah membuat serangan balasan. Beberapa kali Matilda membuat pembalasan, mulai dari mengolesi topi kesayangan ayahnya dengan lem yang superlengket sehingga ketika dikenakan tidak dapat dilepas dari kepalanya sampai mengelabui orangtuanya dengan burung nuri.

Syukurlah, kejeniusan Matilda mendapat perhatian gurunya di sekolah, bahkan baru beberapa saat sekolah dimulai, Matilda diusulkan pindah ke kelas yang lebih tinggi. Matilda dibebaskan mengikuti pelajaran mengeja huruf sebagaimana murud lainnya dan disarankan belajar yang lain. Perhatian Miss Honey (guru Matilda) semakin menjadi ketika terjadi insiden di sekolah. Di tempat minum kepala sekolah terdapat kadal, karena balas dendam seorang murid yang merasa mendapat ilham dari Matilda dan buku-buku bacaannya. n. Sumber: REPUBLIKA, Minggu,28 Februari 1993, Hal:9
Tags: , ,

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 Komentar

Posting Komentar