Perpustakaan ICMI genap berusia satu tahun

oleh: S.Riyanto
(Tulisan ini pernah dimuat di HU Republika  Minggu,11 Desember 1994, Hal:12)
 
Seminggu yang lalu, 4 Desember 1994, Perpustakaan ICMI yang nama resminya adalah Perpustakaan Filsafat dan Keagamaan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), genap berusia satu tahun.

Dalam usianya yang masih sangat muda ini Perputakaan ICMI masih memerlukan banyak perbaikan di sana-sini. Walaupun demikian, boleh dibilang perpustakaan ini cepat berkembang, mengingat dalam waktu satu tahun sudah dapat menghimpun koleksi buku sebanyak 7.212 eksemplar terdiri dari 6.011 buku teks dan 1.201 buku referensi.

Lahirnya Perpustakaan ICMI berawal dari ''obsesi'' Haidar Bagir, salah satu pengurus ICMI yang kemudian menjadi project officer Perpustakaan ICMI. Latar belakang obsesinya itu adalah kekagumannya pada perpustakaan Universitas Harvard, tempat asal menyelesaikan pendidikan S2-nya di Amerika Serikat. Begitu lengkapnya perpustakaan di Universitas itu, sehingga beberapa gedung perpustakaan yang umumnya besar dan terdiri dari banyak lantai itu, selalu padat pengunjung penimba ilmu. Bukan itu saja, sebuah Universitas yang berada di pusat peradaban Barat ini memiliki sekitar 100.000 buku mengenai Islam dan Dunia Islam, lengkap dengan manuskrip-manuskrip kunonya. Kekaguman pada perpusatakaan Harvard tersebut telah menimbulkan gagasan agar ICMI memiliki perpustakaan sejenis. Bahkan lebih dari itu, direncanakan perpusatakaan ICMI itu kelak akan digabungkan dengan Islamic Center yang juga sedang akan dibangun ICMI.

''Mendirikan perpustakaan adalah tindakan yang berani. Karena suatu perpustakaan tak pernah menghasilkan keuntungan, malah merupakan cost center. Namun, harus ada yang memulai,'' kata Haidar, saat itu. Perpustakaan yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Wardiman Djojonegoro 4 Desember 1993 setahun lalu ini merupakan embrio pusat perpustakaan filsafat dan keagamaan terlengkap yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan referensi studi pengembangan filsafat dan pemikiran ke-Islaman di Indonesia. Oleh karena itu, perpustakaan ini dirancang untuk suatu saat menjadi suatu perpustakaan besar dan terkomputerisasi.

Sistem penelusuran buku dan kliping sudah dapat dilakukan melalui komputer. Bahkan Bekerja sama dengan CIDES dan Republika, sekarang sedang dipersiapkan usaha pengembangan Buletin Board System (BBS). Dengan BBS diharapkan para anggota perpustakaan, di samping dapat menelusuri informasi dari jarak jauh dengan sarana komputer, juga dapat memperoleh informasi mutakhir perkembangan filsafat dan keagamaan di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.

Lokasi Perpustakaan ICMI cukup strategis, menempati separo lantai dasar gedung yang selama ini digunakan segala aktifitas ICMI pusat yaitu di kompleks perkantoran BPP Teknologi Jl. Mh.Thamrin. Tetapi, ''Ini tempat sementara, sebelum kami menggunakan gedung permanen sendiri,'' kata Drs. Darwis Hamzah yang selama ini dipercayai untuk mengelola perpustakaan sehari-hari. Di saat-saat pengunjung penuh, yaitu pada hari Senin dan Jumat, ruangan yang berukuran 250 m2 (10 x 25) ini sudah terasa sangat sempit.

Memang keberadaan perpustakaan ini belum diketahui luas oleh khalayak. Namun, usaha untuk mengkampanyekannya sudah banyak dilakukan. Misalnya, dengan menerbitkan buletin Khazanah yang diawaki para ahli studi kajian Islam, informasi, dan perpustakan; berbagai macam diskusi buku; maupun penyelenggaraan seminar dengan melibatkan kalangan kampus dan para peneliti. ''Yang datang ke perpustakaan ini rata-rata memang orang yang sedang mengadakan penelitian atau memerlukan referensi. Lihat saja, di buku tamu banyak pengunjung yang sengaja datang jauh dari luar kota,'' kata Dawis lagi.

Perpustakaan ICMI tergolong perpustakaan khusus dengan koleksi sangat spesifik. Penekanan koleksi pada filsafat dan pemikiran keagamaan diberikan karena memang bidang ini dirasa perlu dikembangkan dan, kenyataannya mulai banyak diminati masyarakat. Spesifikasi koleksi sudah saatnya dimulai karena, kalau tidak, semua perpustakaan akan menjadi perpustakaan umum yang tidak jelas arah koleksinya dan saling bertumpang tindih. Di samping itu bidang-bidang studi Islam pada umumnya sudah dapat dipenuhi oleh perpustakaan IAIN (Institut Agama Islam Negeri) dan berbagai perguruan tinggi Islam swasta lainnya.

Untuk mengkomunikasikan koleksi antar lembaga diperlukan sistem jaringan informasi melalui kegiatan silang layan perpustakaan. Bahkan kongres I Jaringan Informasi Pengkajian Islam (JIPI) yang berlangsung bulan Juli lalu di Pondok Modern Gontor Ponorogo memutuskan perpustakaan ICMI ditunjuk sebagai sekreatariat JIPI.

Koleksi andalan yang diharapkan dapat menarik minat para pengunjung perpustakaan ini antara lain adalah koleksi kitab kuning, berbagai macam jurnal dari dalam dan luar negeri, dan buku-buku filsafat dan pemikiran Islam serta buku-buku referensi berbahasa Inggris. Pembaca kitab kuning memang masih jarang, tapi yang datang biasanya akan seharian duduk di perpustakaan, mengingat pembaca kitab kuning umumnya peminat atau peneliti yang benar-benar serius.

Sementara itu sampai saat ini, jurnal yang ada maupun sedang berada dalam pesanan ada sebanyak 18 judul, berasal dari berbagai negara, yaitu India, Pakistan, Inggris, Amerika, Iran, Irak, Saudi Arabia. Yang sudah dapat dinikmati barulah lima judul yaitu Muslim World, Muslim Education Quarterly, Islamic Studies, Hamdard Islamicus, dan The Islamic Quarterly.

Untuk mengadakan koleksi tersebut perpustakaan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Kenyataan ini menjadikan tidak mungkin mengandalkan dari satu sumber saja. Diperlukan usaha-usaha yang dapat meringankan beban pendanaan pepustakaan, termasuk dilancarkannya gerakan wakaf buku. Gerakan ini berusaha menjaring para dermawan untuk menginfakkan buku kepada perpustakaan. Sampai saat ini telah terkumpul 7.759 eksemplar buku hasil wakaf para dermawan yang keseluruhannya bernilai tiga juta rupiah.

Program gerakan wakaf buku yang diprakarsai dan dimotori oleh bagian Pengembangan Kelembagaan dan Hubungan Antar Lembaga ICMI ini tidak semata-mata ditujukan untuk kepentingan penambahan koleksi perpustakaan ICMI melainkan juga kepada perpustakaan-perpustakaan lain di seluruh Indonesia yang tidak memiliki cukup dana untuk melengkapi koleksi bukunya.

Dari seluruh koleksi hasil wakaf, 7.200 eksemplar di antaranya telah disalurkan untuk pembinaan perpustakaan desa, khususnya di berbagai desa tertinggal. Hal ini dilakukan melalui mahasiswa-mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah tersebut antara lain dari IAIN Jakarta, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia-Yogyakarta, Universitis Diponegoro, dan Universitas Pajajaran Bandung.

''Para dermawan yang akan berwakaf tidak perlu harus datang ke perpustakaan, cukup hubungi perpustakaan ICMI dan kami akan datang untuk menjelaskan semuanya,'' kata Eny yang sehari-hari banyak mengurusi gerakan wakaf buku. Bentuk wakaf dapat berupa uang maupun buku.

Perpustakaan yang diawaki oleh enam personil, satu diantaranya sarjana perpustakaan, ini memang perlu dukungan dari berbagai kalangan. Hanya dengan itu cita-cita untuk membangun pusat studi dan referensi kajian Islam terlengkap di Indonesia akan dapat tercapai. n Sumber: REPUBLIKA, Minggu,11 Desember 1994, Hal:12
Tags: ,

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 Komentar

Posting Komentar