Abad informasi telah mengubah seluruh tatanan kehidupan. Seluruh bagian, baik sosial, ekonomi, politik, maupun sosial budaya, bergeser.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah mengubah dunia menjadi semacam ''desa besar'' yang sarat dengan teknologi ke semua tempat -- termasuk yang miskin dan terpencil yang bisa menerima dan mengirimkan informasi penting ke bagian-bagian dunia lainnya. Inilah suatu era, yang orang lazim menyebutnya abad Teknetronik.
Hampir di seluruh bagian di belahan bumi -- termasuk Indonesia -- tak luput dari gejala ini. Segala informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia dengan sangat cepat dapat diketahui hingga ke pelosok desa. Munculnya jaringan komputer global internet telah membentuk Cyberspace yang mendukung kecenderungan ini.
Kecanggihan teknologi informasi dan komputer juga telah mulai melahirkan elektronik newspaper, paparlesss office, perpustakaan elektronik, dan toko buku elektronik. Bahkan, beberapa kalangan berpendapat bahwa teknologi jaringan komputer internet diduga akan mengancam penerbitan media cetak. Permasalahan tersebut di atas menuntut agar para pelaku informasi didukung dengan kemampuan teknis dalam mengakses informasi.
Inilah sejumlah fenomena sekaligus permasalahan yang mengilhami Republika bersama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS), serta ''adik kandung'' kami Tabloid Adil, menyelenggarakan Lokakarya Jurnalisme Berwawasan Teknologis Pers Islam yang diselenggarakan di Ruang Perpustakaan Muhammadiyah Surakarta, 2-3 Oktober lalu.
Sebanyak 136 peserta -- yang datang dari berbagai kalangan: pengusaha, pemerhati, pers, dan mahasiswa -- mengikuti dengan antusias. Bukan saja materinya yang menarik, tapi juga para pakar di bidang ini hadir memberikan materinya. Mereka di antaranya: Dirjen PPG Subrata, Pakar Komunikasi Alwi Dahlan, Sekum ICMI Adi Sasono, Pemred/PU Republika Parni Hadi, PU Majalah Umat Abdillah Thaha, Kabag EDP Republika (yang juga ketua pelaksana harian lokakarya ini) S Riyanto, dan Pemerhati Internet MT Arifin.
Dirjen PPG Subrata yang hadir dan memberikan sambutan, mengungkapkan tanggapan positipnya. Katanya, kini sangat mendesak perlunya penyiapan sumber daya manusia -- khususnya untuk pers muslim -- yang dapat menguasai teknologi informasi. ''Lokakarya semacam ini salah satu cara untuk itu.'' Sumber: REPUBLIKA, Minggu,13 Oktober 1996,Hal:2.
0 Komentar