Lima Tahun ICMI

Dengan oplah rata-rata 160 ribu eksemplar perhari REPUBLIKA dapat hadir hampir diseluruh Propinsi di Indonesia, bahkan dalam waktu dekat REPUBLIKA akan lebih dekat dan hadir lebih awal bagi masyarakat pembacanya di wilayah timur dengan dilaksanakannya program cetak jarak jauh di Solo. Dengan program tersebut diharapkan dapat mengatasi problem sirkulasi khususnya diwilayah Jawa Tengah dan Timur serta Indonesia bagian Timur. Dengan demikian diharapkan dapat mendongkrak oplah REPUBLIKA sampai 100% dan tidak ketinggalan perolehan Iklannya.Cetak Jarak Jauh yang telah diprogramkan sejak tahun 1996 diharapkan dapat terealiasi pada bulan Juni 1997 dan memilih tempat pencetakan di Solo Jawa Tengah.

Untuk mengembangkan sayapnya, REPUBLIKA juga telah berhasil mengelola beberapa media seperti Tabloid Adil dan Indonesia Times. Usaha lain untuk menumbuhkembangkan gairah intelektual, ICMI memberi wewenang kepada lembaga otonom Gerakan Wakaf Buku dan Pengembangan Masyarakat (GWBPM). Lembaga ini berfungsi sebagai penghimpun dan mendistribusikan buku-buku untuk kepentingan membantu sistem pendidikan dan pengembangan masyarakat khususnya di daerah-daerah yang tergolong IDT (Inpres Desa Tertinggal) atau masyarakat yang dirasa memang memerlukannya. Hingga kini telah terhimpun sebanyak 60 juta eksemplar dan sebagian besar telah disalurkan kepada masyarakat diseluruh Indonesia. Majelis Sinergi Kalam (MASIKA) juga merupakan lembaga otonom yang difungsikan untuk meningkatkan gairah intelektual dikalangan generasi muda dan remaja. Tidak ketinggalan CIDES (Central Information and Development Studies), lembaga otomom ICMI yang secara rutin menggelar diskusi setiap bulan ini secara dramatis muncul besar dan sering menjadi bahan berita di beberapa media elektronik dan cetak karena ide-idenya yang berbobot baik dalam skala nasional maupun internasional.

CIDES juga telah memberikan andil dalam penelitian pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia, sedangkan dimata Internasional CIDES pernah menjadi penyelenggara Konferensi Perdaangan Negara-Negara OKI, dan Forum Usahawan Serantau (FOKUS). Untuk memfasilitasi para cendekiawan muslim di daerah dalam usahanya menggali potensi wilayahnya serta menyusun berbagai langkah strategis sebagai bahan masukan bagi Badan Pemerintah Daerah (BAPEDA) maka dibentuk Majelis kajian Pembangunan Daerah. Kedua lembaga tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi cendekiawan muslim dalam pembangunan.Usaha ICMI dalam pengembangan ekonomi umat tertuang dalam PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).

Lembaga otonom ICMI yang lahir pada tahun 1995 ini telah berhasil pengembangkan 1.358 Baitul Maal wa Tanwil (BMT) yang tersebar di 27 propinsi diseluruh pelosok Indonesia. Kiprah PINBUK yang sedang menonjol adalah mengadakan pelatihan-pelatihan manajemen dan supervisi bagi BMT yang ada dalam binaannya. Untuk mempercepat pertumbhan BMT tahun 1997, PINBUK menargetkan perkembangan 2500 BMT pada tahun 1997 dan sampai bulan April 1997 telah mencapai 506 BMT.

Tidak dapat dipungkiri lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah keterlibatan ICMI dalam usaha mengembangkan ekonomi umat, lembaga yang terakhir ini sampai sekarang masih dibantu dalam memberikan supervisi, konsultasi dan pelatihan.Usaha ICMI dalam pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) tertuang dalam usahanya menggalang Orang Tua Bimbing Terpadu (ORBIT), Kelompok Kerja Matematika, Fisika, Kimia dan Bahasa (MAFIKIBB), Pokja Pesantren Kejuruan dan Politeknik, dan Majelis Usaha pengembangan Kesehatan Masyarakat (MUPAKAT). Program ini lebih menitik beratkan pada penyiapan SDM dalam rangka menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas pada tahun 2003 nanti.

Respon masyarakat terhadap program ini cukup tinggi terbukti ORBIT telah berhasil menghimpun 2.162 orang tua bimbing dan 5276 anak bimbing, disamping itu ORBIT juga telah menyelenggarakan berbagai pelatihan khususnya dalam manajemen sekolah dan guru fektif.Untuk membantu para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar MAFIKIBB telah menerbitkan berbagai buku pegangan bagi guru dan siswa, petunjuk penggunaan alat peraga, bahkan dilengkapi dengan berbagai software (perangkat lunak) yang bernuansa Islam.ICMI menyadari adanya keragaman penafsiran dan pendapat di kalangan umat Islam, maka senantiasa menjaga agar keberadaan dan kegiatan ICMI mencerminkan dan meliput berbagai aliran Islam yang ada, ini telah tercermin dalam keragaman personalia ICMI.

Sedangkan dalam membina kerukunan antar umat beragama di Indonesia, ICMI bersama-sama dengan empat organisasi cendekiawan beragama lainnya (KCBI, PIKI, FCHI, dan ISKA) telah menyelenggarakan tiga kali seminar dan simposium. Semua ini usaha ICMI untuk membangun kesatuan dan persatuan interumat dan antarumat. (Slamet Riyanto)

Disiapkan untuk menyusun buku Lima Tahun ICMI