Promosi dan Publisitas Perpustakaan Sekolah

Oleh: Slamet Riyanto
(Sekretaris Umum Jaringan Informasi Pengkajian Islam (JIPI) Jakarta)

(Disampaikan pada PENATARAN TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN MI & MTs Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam - Jakarta, Nopember 1998)

Pengantar
..... Sebelum kita makan dik cuci tanganmu dulu....

Itulah potongan narasi vidio klip iklan yang ditayangkan di televisi swasta beberapa tahun lalu, dan iklan ini sempat populer dikalangan anak-anak dan remaja. Apa yang membuat iklan ini populer bukan lantaran produk yang diiklankan, namun bagaimana produsen iklan menggarap iklan tersebut. Ekspresi antara kakak dan adik, kesederhanaan yang mencerminkan perilaku anak-anak, kalimat dan lirik lagu yang sederhana mengantarkan pesan yang mendalam kepada para pemirsanya. Itulah promosi.

Apabila kita melihat berbagai model promosi, pada dasarnya promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, kelompok, bahkan individu untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk itu.

Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi yang Perlu di Promosikan
Penyebaran suatu informasi dapat melalui berbagai macam cara. Sebagian pemakai ada yang mencari informasi langsung pada penghasil informasai. Sebagian lain ada yang mencari informasi melalui penerbitan primer. Secara singkat dapat diberikan kesimpulan bahwa penyajian informasi dapat berlangsung apabila pemakai dan produsen informasi secara aktif ikut menerima dan memberi informasi. Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola dan menyebarkan informasi harus dapat memegang misinya sehingga informasi yang disebarkan dapat tepat pada sasaran dan bermanfaat.

Secara umum perpustakaan memiliki tujuan, induk organisasi yang berbeda sehingga pengaruh lanjutannya adalah timbulnya berbagai jenis perpustakaan. Sampai saat ini dari segi jenisnya perpustakaan dibagi menjadi: 7

* Perpustakaan Internasional
* Perpustakaan Nasional
* Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Keliling
* Perpustakaan Swasta (pribadi)
* Perpustakaan Khusus
* Perpustakaan Sekolah
* Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tulisan ini akan membahas masalah perpustakaan sekolah, dan khususnya bidang promosi dan publisitasnya.


Perpustakaan Sekolah Sebagai Jantung Pendidikan
Tidak dapat diragukan lagi peranan perpustakaan sekolah menjadi penting pada era pendidikan modern ini. Namun kita sebagai negara yang sedang berkembang mungkin belum semua siswa sekolahan dapat menikmati arti penting perpustakaan. Kita masih sering mendengar perpustakaan sebagai tempat membuang karyawan yang tidak produktif, pengembangan perpustakaan selalu mendapat tempat terakhir, dan anggaran yang tidak pernah dimunculkan dalam struktur "cash flow "sekolahan.

Saat ini kita telah memulai pendidikan serba modern, serba mesin, serba tekan tombol, dan serba otomatis. Jika kita tidak mau menyesuaikan dan mengikutinya maka kita akan ditinggal dilandasan dan akan menjadi penonton setia. Pada dasarnya pendidikan modern tidak pernah terpisahkan dengan perpustakaan dan laboratorium guna pengembangan kurikulum dan membiasakan siswa untuk menggunakan perpustakaan sehingga tidak akan mengalami kesulitan apabila mereka sampai dipendidikan tinggi kelak apalagi jika mereka melanjutkan pendidikan diluar negeri.

Untuk menepis prasangka-prasangka buruk tersebut maka menjadi tugas guru pustakawan pada khususnya dan aparat pendidikan pada umumnya untuk mensosialisasikan dan mempromosikan dan menempatkan perpustakaan pada proporsinya. Bagaimana Agar Perpustakaan Sekolah Menjadi Menarik?

Kita perlu jujur, belum semua sekolahan memiliki perpustakaan yang representatif, kalaupun ada hanya sekedarnya. Maka tida salah kalau orang mendengar kata perpustakaan, yang dibayangkan pertama kali adalah suatu tempat penuh dengan buku, debu, terasa angker, wajah penjaga yang seram, dan tempatnya dipaling sudut yang sulit dijangkau. Lantas bagaimana cara mempromosikan perpustakaan kalau orang sudah membayangkan seperti itu?. Itulah salah satu tugas pustakawan dalam mengantarkan perpustakaan menjadi jantungnya suatu lembaga pendidikan, sumber informasi dan referensi, dan tempat rekreasi.

Secara fisik hal-hal yang perlu diperhatiakan agar perpustakaan menjadi menarik adalah:

  1. Kelengkapan Koleksi
Jumlah koleksi belum tentu menjadi standar ukuran keberhasilan perpustakaan. Jumlah koleksi yang banyak dengan sedikit judul menjadi tidak menarik dibanding sedikit jumlah koleksi namun kaya dengan judul buku.
  1. Situasi (lay-out) perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebaiknya didisain secara khusus, penataan mebeler dan koleksi, penerangan cukup, ruang baca yang cukup, tenang, sirkulasi udara cukup akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung perpustakaan.
  1. Lokasi
Belum semua sekolahan memiliki per-pustakaan yang cukup representatif, bahkan beberapa sekolahan menem-patkan perpustakaan di tempat yang tidak strategis. Sebaiknya perpustakaan sekolah ditempatkan di lokasi yang strategis, mudah dijangkau, mudah dilihat para siswa. Gunakan papan nama yang jelas sebagai alat penunjuk misalnya "Perpustakaan" atau "Perpustakaan Sekolah".

Tujuan Promosi Perpustakaan Sekolah

Tujuan diadakan promosi perpustakaan adalah agar perpustakaan dikenal dan digunakan untuk kepentingan proses belajar mengajar, mengadakan penelitian, dan menyediakan informasi dan rekreasi. Promosi perpustakaan tidak semuanya menjadi tanggung jawab guru pustakawan. Namun menjadi tanggung jawab bersama antara kepala sekolah, guru bidang studi, wali kelas, guru pustakawan, para siswa dan orang tua siswa. Hanya saja guru pustakawan berperan sebagai koordinator dan fasilitator untuk mengintegrasikan semuanya untuk mempromosikan perpustakaan dalam rangka mensukseskan proses belajar mengajar.

Perpustakaan sekolah adalah sesuatu yang baru bagi para siswanya. Untuk itu perlu diadakan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan perpustakaan. Hal-hal yang perlu diperkenalkan meliputi arti perpustakaan, fungsi perpustakaan, fasilitas apa saja yang tersedia, manfaat yang diperoleh, dan teknik menggunakan perpustakaan. Tingkat keberhasilan cara mempromosikan perpustakaan tergantung pada usaha kegiatan dan semangat guru pustakawan.

Kerjasama antara guru puswakawan dengan semua komponen yang ada dalam sekolahan mutlak diperlukan, cara-cara yang dapat ditempuh untuk menjalin kerjasama tersebut ialah:

  1. Guru pustakawan selalu berdiskusi dengan para guru berkaitan dengan perkembangan materi pelajaran dan kebutuhan bacaan para siswa.
  2. Menginformasikan kepada para guru tentang koleksi terbaru yang dimiliki oleh perpustakaan.
  3. Meminta saran dari para guru tentang bahan-bahan bacaan yang perlu disediakan.
  4. Saran dari orangt tua siswa juga sangat diperlukan, karena merekalah yang tau perkembangan jiwa putra putrinya.
Teknik mempromosikan perpustakaan sekolah

Kunjungan
Kunjungan ke perpustakaan oleh para siswa dapat dilakukan secara intern maupun ekstern. Kunjungan intern adalah kunjungan ke perpustakaan sekolah masing-masing yang dipimpin oleh guru pustakawan. Kunjungan ekstern adalah kunjungan ke perpustakaan sekolah lain yang dianggap representatif dipandu oleh guru perpustakaan atau guru bidang studi yang berkaitan.

Hal-hal yang perlu dijelaskan dalam kunjungan perpustakaan :

  • Memperkenalkan bagian-bagian perpustakaan
  • Memperkenalkan jenis-jenis koleksi
  • Menjelaskan aturan penggunaan perpustakaan
  • Kapan perpustakaan dibuka
  • Apa manfaat yang dapat diperoleh
  • Menjelaskan bagian-bagian buku (nomor buku, kartu buku, dll)

Mengintegrasikan Perpusakaan dengan Materi Pelajaran

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjlankan program ini. Kreatifitas dan peran guru bidang studi menjadi kunci keberhasilan. Namun demikian kelengkapan koleksi perpustakaan juga perlu diperhatikan. Hal yang penting adalah perpustakaan sekolah menjadi fungsional untuk kegiatan belajar mengajar dengan cara pemberdayaan koleksi perpustakaan sebagai sebagai sumber informasi dalam rangka memperluas dan memperdalam pelajaran yang sedang diberikan kepada para siswa..

Para guru dituntut harus banyak berkreasi agar persoalan-peroalan yang dihadapi dikelas dapat diselesaaikan diperpustakaaan dengan menggunakan koleksi perpustakaan. Dengan demikian para siswa menjadi tahu hubungan antara pelajaran di kelas dengan perpustakaan. Misalnya para siswa dapat menyelesaikan soal pelajaran di kelas bahkan para siswa dapat menambah pengetahuan mereka lebih banyak dari apa yang telah diberikan oleh guru di kelas.

Beberapa contoh kegiatan sederhana untuk program ini adalah :

  • Membuat karanganPara siswa diberi tugas membuat karangan yang sumbernya dari perpustakaan, siswa boleh memilih materi apa saja asalkan ada di perpustakaan, ini untuk merangsang siswa lebih bebas dan kreatif dan membuat mereaka nyaman di perpustakaan.
  • Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari tahu hal-hal yang sedang dibahas, misalnya mencari informasi yang berkaaitan dengan serangga, hewan mamalia, tempat peninggalan sejarah, membuat sari karangan cerita rakyat, bahkan informasi yang sedang hangat dibicarakan di media massa, dan lain-lain
  • Minat terhadap Perpustakaan
Pada dasarnya pendidikan modern adalah mengajarkan bagaimana cara belajar yang baik dan benar, bagaimana caranya memilih dan mendapatkan informasi yang tepat untuk kepentingan studinya. Para siswa harus banyak dilibatkan dalam proses belajar mengajar sehingga apa yang mereka peroleh jauh lebih banyak dari sekedar apa yang diberikan oleh guru. Para siswa dibuat aktif dalam rangka memecahkan persoalan di kelas, para siswa tidak sekedar menjadi pendengar dan pencatat, sehingga hasilnya akan mudah diingat dan lebih kaya. Dengan demikian pendidikan modern tidak pernah terpisah dengan perpustakaan. Yang perlu diperhatikan oleh para guru adalah apa yang akan mereka dapatkan apabila masuk keperpustakaan?.

Banyak komponen yang perlu diperhattikan bagaimana agar para siswa menyenangi perpustakaan dan terpenuhi apa yang sedang mereka inginkan.

  • Tata letak (lay-out perpustakaan)Tata letak ruangan dibuat yang menarik, pengaturan alat dan perabot rapi, situasi tenang ttidak gaduh, ruangan yang bersih, sirkulasi udara cukup, penerangan cukup, tidak terkesan angker, penyajian yang menyenangkan
  • Penyusunan koleksi yang sistematisPengelompokan koleksi yang sistematis mempermudah para siswa mencari informasi, gunakan teknik pengelompokan koleksi sesuai aturan perpustakaan misalnya koleksi umum, koleksi referensi, koleksi terbitan berkala, koleksi audio visual, dll.
  • Gunakan Peraturan perpustakaan yang sederhana, minimalkan aturan birokrasi berbelit.d. Petugas yang ramah (help full), pelayanan yang menyenangkan dan memberikan bimbingan dalam menggunakan sumber-sumber informasi yang ada.4.

Mengadakan Kegitan di Perpustakaan

Kegiatan perpustakaan disini adalah melakukan hal-hal yang berkaitan dengan cara menarik minat pengguna perpustakaan. Kegiatan ini praktis tidak memerlukan biaya hanya perlu kreatfitas guru pustakawan.

  • "Display" buku
Adalah memasang ("display") buku tertentu di tempat yang telahditentukan guna memperkenalkan buku tersebut kepada pemakai perpustakaan. "Display" dapat dilakukan secara berkala tentu saja disesuaaikan dengan kemampuan pengadaan koleksi atau jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Materi yang di "display" bisa berupa buku atau foto copy cover dari buku atau apabila ada jaket bukunya saja. Kriteria buku yang dapat di "display" adalah :
- Buku baru yaitu buku-buku terbaru yand dimiliki oleh perpustakaan
- Buku-buku yang perlu dibaca oleh siswa..
Yang ini perlu ada kerjasama antara perpustakaan dengan guru atau guru pustakawaan secara proaktif mencari tahu perkembangan materi pelajaran yang sedang berlangsung.
  • Kunjungan Perpustakaan
Kegiatan ini sifatnya lebih spesifik, perpustakaan bekerjasama denan guru bidang studi atau wali kelas untuk mengadakan kunjungan ke perpustakaan secara bersama-sama. Padaa kesempatan ini para siswa diberi kebebasan untuk melihat-lihat isi perpustakaan (browsing), membalik-balik buku, majalah dan koleksi lainnya. Siswa jangan diberi beban untuk membaca buku tertentu, berikan kebebasan untuk mengetahi isi perpustakaan sesuai dengan minatnya. Kegiatan seperti ini bisa dilakukan pada saat tahun ajaran baru khususnya bagi siswa baru.
  • Mengadakan "story telling"
"Story telling" (waktu bercerita) adalah suatu kegiatan dimana ada satu atau beberapa orang melakukan kegiatan bercerita bagi pengunjung perpustakaan, asal cerita diambil dari salah satu buku di perpustakaan. Biasanya cerita tidak dituntaskan namun pencerita memberi tahu kepada siswa bahwa cerita itu diambil dari salah satu buku yang ada diperpustakaan. Ini untuk menarik minat agar para siswa menyelesaikan sendiri ceritanya dengan membaca buku tersebut. Pencerita dapat dilakukan sendiri oleh guru pustakawaan atau apabila mampu mendatangkan tokoh-tokoh yang piawai dalam bercerita. Hal yang perlu diperhatikan agar cerita bisa menjadi menarik adalah :
  • Teknik memilih cerita
  • Teknik orasi (cara bercerita)
  • Penghayatan cerita
"Story telling" dapat dilakukan pada hari-hari yang dianggap santai seperti setelah ujian semester, setelah EBTANAS atau dalam memperingati hari-hari besar.
  • Diskusi buku
Adalah mendiskusikan isi dari suatu buku, siswa dirangsang untuk aktif memberikan komentar terhadap buku yang sedang dibahas. Buku yang dibahas bisa berupa buku fiksi atau non fiksi namun kami menyarankan materi buku adalah buku-buku non teks book. Guru pustakawan sebaiknya berperan sebagai fasilitator saja berikan kebebasan kepada siswa untuk memilih buku yang dianggap menarik. Apabila memungkinkan bisa mendatangkan penulis buku tersebut. Diskusi buku bisa dilakukan dalam kelompok kecil maupun besar. Sebaiknya guru pustakawan jeli terhadap siswaa-siswa yyang sudah mulai mencintai buku. Berikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi pemprakarsa kegiatan ini. Penyelenggaraan diskusi buku bisa disesuaikan dengan perkembangan materi pelajaran siswa.
  • Pameran Buku
Pameran buku dapat dibagi menjadi dua jenis, pertama kegiatan memamerkan buku-buku koleksi perrpustakaan disesuaikan dengan trand yang sedang berlangsung. Misalnya pada saat memperingati hari kemerdekaan perpustakaan memamerkan buku-buku yang berkaitan dengan kemerdekaan RI, buku-buku perjuangan, bibliografi para pejuang dll. Pada saat memperingati hari kartini memamerkan buku-buku pahlawan wanita, emansipasi, dll. Kedua pameran buku secara umum. Pameran yang ini perpustakaan dapat melibatkan pihal lain seperti toko buku, penerbit, bahkan instansi terkait lainnya. Memang disatu sisi ada unsur bisnisnya, namun disisi lain para siswa dapat secara langsung mengetahui keaneka ragaman bacaan yang dapat membantu memperluas pengetahuannya.
  • Membuat Abstraksi Buku
Adalah membuat abstraksi buku yang telah dibaca, abstraksi tidak perlu panjang-panjang + 300 - 350 kata. Kegiatan ini dapat diintegrasikan dengan guru bidang studi misalnya bidang strudi bahasa atau kesusasteraan. Setiap siswa diwajibkan membaca satu buku koleksi perpustakaan, kemudian masing-masing menyarikan (membuat abstrakssi) isi dari buku tersebut kurang lebih 300 - 350 kata. Buku yang disarikan boleh buku fiksi maupun non fiksi atau buku-buku penunjang supaya para siswa tidak jenuh dan dapat untuk menambah khasanah pengetahuan. Apabila memungkinkan sari tulisan tersebut dapat saling ditukarkan kepada sesama siswa agar masing-masing dapat mengetahi isi bukunya. Kegiatan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu yang penting perlu kerjasama antara guru bidang studi dengan guru pustakawan.
  • Penggunaan Koleksi Referensi
Koleksi referensi adalah koleksi yang sifatnya sebagai bahan rujukan, koleksi referensi biasanya untuk membacanya tidak perlu dibaca secara tuntas halaman demi halaman namun disesuaikan dengan keperluannya. Belum semua siswa menguasai teknik menggunakan koleksi referensi seperti ensiklopedi, kamus, indeks, atlas, dll. Perpustakaan sebaiknya melakukan kegiatan bagaimana cara menggunakan buku-buku referensi, kegiatan ini sangat penting bagi kelancaran belajar para siswa. Kegiatan ini dapat dilakukan kapan saja, peranan guru pustakawan sangat dominan untuk kegiatan ini.

Menyebarkan Leaflet, Poster

Leaflet, brosur atau sejenisnyaa samapai saat ini dianggap sebagai alat yang paling murah untuk promosi. Leaflet bisa dalam bentuk khusus yang telah disiapkan khusus untuk perpustakaan atau bisajuga sebagai bagian dari leaflet sekolahan tersebut, bahkan lebih sederhana lagi bisa dalam bentuk uraian sederhana dalam satu atau beberapa lembar kertas yang digandakan. Cara penyebaran leaflet pun relatif paling mudah. Poster juga merupakan media komunikasi dan informasi yang sederhana dan cukup efektif, tinggal tempat penempelannya harus tepat. Yang perlu diperhatikan dalam membuat poster adalah komunikatif, isinya jelas, menarik, dan jelas untuk siapa sasaran yang akan dituju.

Ceramah

Ceramah merupakan cara mudah dan murah untuk mempromosikan perpustakaan. Guru pustakawan dituntut harus piawai dalam ceramah. Ceramah tidak sekedar mempromosikan perpustakaan namun harus digunakan sebagai sarana untuk menampung kritik dan masukan dari audien. Penggunaan bahasa yang tepat, orasi yang menawan, alat pembantu yang menarik (slide, overhead, vidio, audio) merupakan kunci sukses ceramah. Waktu ceramah dapat dilakukan secara tersendiri (acara khusus perpustakaan), atau sebagai bagian dari acara-acara sekolahan yang melibatkan seluruh siswa.

Media

Bagi sekolahan yang mampu usahakan memiliki media informasi dan komunikasi seperti majalah dinding, dan atau majalah intern. Majalah dinding merupakan sarana yang cukup murah. Gunakan majalah dinding sebagai sarana promosi perpustakaaan dengan cara menempel poster, pengumuman tentang adanya perpustakaan, dan program-program perpustakaan.

Kegiatan ini dapat dilakukan kapan saja, jangan lupa selalu mengganti materi promosi, disarankan setiap materi promosi paling lama dipasang selama sattu minggu.
Khusus majalah intern sekolahan, sarana ini cukup efektif untuk promosi namun memerlukan biaya yang cukup besar. Sarana ini cukup monumental dan menarik. Penggunaan majalah intern sebagai sarana promosi perpustakaan sangat disarankan misalnya dengan memasang iklan, memuat tulisan yang berkaitan dengan perpustakaan.

Penutup

Sebaik-baiknya konsep akhirnya akan masuk tempat sampah juga jika tidak pernah dilaksanakan. Apa yang kami sampaikan pada acara ini adalah konsep, semuanya tergantung dari Bapak-bapak, Ibu-ibu guru pustakawan untuk menindak lanjuti disekolah masing-masing. Peranan seluruh komponen sekolahan sangat diperlukan, "good will" dari atasan (baca pejabat) adalah penentu keberhasilan program ini karena semuanya akan bermuara pada sistem anggaran.


Jakarta, Nopember 1998
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

1 Komentar

  1. Artikelnya sangat informatif, Pak.

    Dapat dijadikan referensi kami ke depannya.

    Barangkali ada tipr juga untuk perpustakaan swadaya masyarakat.

Posting Komentar