Menjadi Guru Visioner

Sorotan antusiasme terlihat pada wajah puluhan guru yang mengikuti kegiatan pelatihan motivasi yang diselenggarakan PT Telkom dan Harian Republika di Gedung Pusdiklat Telkom, Jl Gegerkalong, Kota Bandung, Kamis (19/11). Kedipan mata pun seolah tidak boleh mengganggu keseriusan mereka saat menyaksikan pemateri acara tersebut.


Bisa jadi materi dari nara sumber itu baru kali pertama didengar oleh mereka. Betapa tidak, yang hadir dalam acara tersebut adalah orang nomor satu di Jawa Barat, yakni Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan. Di samping sebagai keynote speaker, Heryawan sengaja menyisipkan warna motivasi dalam pidatonya.

Kegiatan tersebut merupakan Pelatihan Guru Tahap IV Angkatan ke-2, yang berlangsung 19-20 November 2009. Pelatihan kali ini diikuti oleh 65 guru dari 35 SD, SLTP, dan SLTA sewilayah Bandung Raya. Hingga tahun 2010, program tersebut menargetkan 10 ribu guru sebagai pesertanya.

Hadir dalam acara tersebut, selain Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan; juga PGS SGM CDC Pt Telkom, Wien Aswantoro Waluyo;, dan Pemimpin Redaksi Harian Republika, Ikhwanul Kiram Mashuri.

Dalam pidato singkatnya selama 30 menit, Heryawan mengupas sejumlah kekurangan guru mulai dari perilaku hingga cara mengajarnya. Oleh Heryawan, mereka pun diberi informasi mengenai fakta pendidikan yang sangat memprihatinkan.

Misalnya di Jabar, hingga kini masih terdapat sekitar 1,6 juta siswa yang tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat SMP. Dalam kesempatan itu, Heryawan memberi ilustrasi mengenai kejadian diledakannya bom di Hirosima dan Nagasaki tahun 1945. Seusai kejadian itu, hanya satu pertanyaan yang muncul dari sejumlah petinggi Jepang, yakni "Berapa orang guru yang masih hidup?"

Kata Heryawan, pertanyaan itu menunjukkan bahwa begitu pentingnya peran guru pada suatu bangsa. Untuk itu, tegas dia, sangat tidak diharapkan bila seorang guru hanya memikirkan kepentingan dirinya. Menurut dia, nasib sebuah bangsa berada di pundak guru.

Tanpa ada peran guru, dipastikan tidak akan ada orang besar dan maju di negara ini. Sampai-sampai, Heryawan mengklaim dirinya tidak akan bisa menjadi gubernur bila tidak ada peran guru yang sempat mengajarnya.

Dari beban itu, sambung Heryawan, sudah pasti bahwa seorang guru tidak boleh puas dengan ilmu yang kini diperolehnya. Pasalnya, ukuran kemampuan intelektual dan emosional seorang guru akan menjadi indikator kualitas siswanya. "Semakin dilebarkan wawasannya, maka semakin berpeluang pula siswanya berwawasan luas," cetus Heryawan.

Intinya, menjadi seseorang yang visioner dan memahami posisi yang sedang diembannya, sudah menjadi kewajiban bagi seorang guru. "Jasa guru yang memiliki ambisi untuk memajukan siswanya akan dicatat hingga akhirat," tegas Heryawan.

Paparan Heryawan tersebut cukup efektif untuk membuka hati guru yang menjadi peserta acara tersebut. Paling tidak, mereka menjadi sadar tentang banyaknya kekurangan saat menjadi guru. "Subhanallah, ternyata banyak kekurangan ini, dan berdosa kalau kita tidak memperbaikinya," ujar Ruri Sundari, guru SD Darul Hikam, yang menjadi peserta pelatihan motivasi yang didanai dari CSR PT Telkom.

Melalui kegiatan tersebut Ruri menjadi termotivasi untuk menjadi guru yang terus berinovasi dan kreatif demi kemajuan anak-anaknya. Dirinya pun makin menyadari pentingnya membuat karya tulis bagi seorang guru. Selain dibekali motivasi mental, peserta pelatihan itu pun diberi kuliah tentang kiat membuat karya tulis.

Pada sesi pelatihan teknis pembuatan karya tulis, mereka dibimbing oleh redaktur yang juga pimpinan Republika Online (ROL), Irfan Junaidi. "Saya mulai termotivasi untuk membuat karya tulis. Membuat tulisan merupakan upaya untuk mengasah ilmu," tambah Ruri.

Acara yang dipandu oleh Slamet Riyanto dari Republika Online itu juga menghadirkan narasumber Doel Sumbang (Musisi), dan Indra Utoyo (Direktur IT and Suplay PT Telkom)
Tags: , ,

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 Komentar

Posting Komentar